Konon Ibu Sunti ini adalah anak dari "Mbah Buyut Lekor". Mbah Buyut Lekor merupakan orang yang pertama kali babat desa Buniayu. Kepemimpinan Ibu Sunti tidak perlu diragukan lagi. Seorang Pemimpin Desa yang begitu bijaksana namun tegas dalam bersikap, rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Ibu Sunti begitu mempesona, keliling desa naik kuda menyambangi warganya.
Makam dari Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, makamnya sebelah barat jalan. Sedangkan Orang Tuanya, "Mbah Buyut Lekor" ada disisi timur dipinggir kali Ijo. Makam inilah yang saat ini disebut sebagai Panembahan. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".
Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para Gadis yang nyekar, bertawasul dan berdo'a di sana untuk dimudahkan mendapatkan Jodohnya. Ada himbauan dari Mbah Juru Kunci bahwa bila ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangatlah "DILARANG DATANG" ke Panembahan Perawan Sunti, karena kalo bila ia bertawasul dan berdo'a di Makam ini dan menyebut nama Lekaki yang menyakitinya maka lelaki itu akan tergila-gila, obatnya adalah hanya dengan menikahinya.
Ibu Sunti tidak ingin anak cucunya tidak menikah karena sakit hati, Ibu Sunti tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya daripada dia menikah dan meninggalkan warga yang dicintainya. "Ibu Sunti tidak menikah bukan karena patah hati atau kecewa dengan Lelaki" Makanya Ibu Sunti tidak rela kalo anak cucunya ada yang tidak nikah. Mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang sosial itu mungkin benar adanya. Mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah dan menjadi perawan sunti adalah suatu pilihan. Kita harus menghormatinya, asal bukan karena alasan sakit hati lalu tidak menikah. Ibu Sunti sangat membencinya, dan itu tidak bisa dijadikan alasan. Pesannya : "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat".
Cerita tentang legenda desa ini cukup banyak seperti :
1. Cerita perseteruan antara Mbah Buyut Lekor dengan Ki Tambak Waringin,
2. Perjanjian tapal batas "Jati Teken" antara Mbah Buyut Lekor dan Ki Tambak Waringin.
3. Kisah Sebrang Kulon dan Sebrang Wetan dan Mitos Larangannya.
4. Sejarah Kendil Wesi.
5. Ritual Limolasan di Talang, setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.
6. Sejarah Guntur Gobleg
Bila anda tertarik dengan kisah ini, datanglah ke Desa Buniayu. Lokasinya ada di Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Km dari Kota Banyumas menuju Magelang via Buntu, atau 10 KM sebelum kota Gombong. Bila anda dari arah Jakarta maka desa ini ada disisi kanan. Jalan utama desa ini ada ditengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.
Di Desa Buniayu, terdapat pondok pesantren dengan nama Miftahul Falah dan para santrinya berasal dari desa-desa sekitar dan ada juga dari luar jawa seperti Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata pelajaran diniyah tapi juga pendidikan formal setingkat SLTP.
No | Nama Dukuh | Jumlah Penduduk |
---|---|---|
1. | Sigandu | Paling Banyak |
2. | Bengkek | Banyak |
3. | Guntur | Cukup Banyak |
4. | Binayu | Cukup Banyak |
he..he..Mantap Boss...Jgn Lupa http://desalimpakuwus.blogspot.com
BalasHapusSalam Kenal....Saya pernah ke Rumah Pak Kadus Agus..Kondangan
Desaku kuehh. Aku wong ganteng.
BalasHapusGandu tengah